pada selembar kertas

suatu saat dalam hidupku
aku punya duniaku sendiri
tiada orang lain di sana
hanya aku dan cuma aku
dan akupun temui aku di sana
bicara berdua saja,
menangis berdua pun tertawa
dan jangan ganggu aku!
sebab pertemuanku sakral
semenit dua aku bertemu
keabadian
semenit dua sama panjang dengan
bertahun tahun masa mudaku
semenit dua saat itulah aku lahir
saat itulah aku mati

semenit dua
biarkan aku sendiri



bukankah aku lahir dan mati dalam kesendirianku?

bandung, med 92